Untuk mengakali harga ban yang cukup mahal, banyak pemilik kendaraan yang akhirnya memilih ban vulkanisir. Ban jenis ini biasanya dibanderol dengan harga yang jauh lebih murah jika dibandingkan dengan ban orisinil buatan pabrik atau ban baru.
Ban merupakan salah satu komponen kendaraan yang memiliki peranan penting pada keamanan dan kenyamanan saat berkendara. Maka dari itu, pemilik kendaraan harus memperhatikan kondisi ban dan segera ganti ban baru jika telah aus dan tipis karena bisa berbahaya saat digunakan untuk berkendara.
Karena harga ban orisinil baru cukup mahal, beberapa pemilik kendaraan mengakali dengan menggunakan ban vulkanisir. Lalu apa itu sebenarnya ban vulkanisir dan adakah risiko penggunaan dari ban jenis tersebut?
Apa itu Ban Vulkanisir
Ban vulkanisir adalah jenis ban bekas yang dilapisi dengan kompon baru agar terlihat seperti ban baru. Ban yang digunakan pada jenis ini biasanya merupakan ban orisinil yang batikannya sudah gundul atau menipis sehingga perlu dilapisi kembali dengan lapisan baru agar tetap tetap.
Perlu Anda ketahui bahwa ban vulkanisir berbeda dengan ban suntikan. Teknik ini biasanya diperbolehkan oleh pabrikan ban khususnya untuk jenis kendaraan berat seperti bus dan truk. Dengan cara ini, Anda tidak perlu membeli ban baru jika alur ban sudah mulai habis.
Teknik vulkanisir ban dilakukan dengan memasang telapak baru pada ban lama. Jenis material yang digunakan untuk melapisi ban vulkanisir ini adalah potongan material karet berserat yang biasanya sudah memiliki batikan sehingga ban lama terlihat seperti baru.
Pada dasarnya ban vulkanisir tidak diperbolehkan penggunaannya berdasarkan peraturan departemen perhubungan khususnya untuk angkutan penumpang dan barang per tahun 2015. Akan tetapi pada kenyataannya, masih banyak oknum yang menggunakan ban vulkanisir kerana mempertimbangkan faktor ekonomisnya.
Ciri-Ciri Ban Vulkanisir
Ban vulkanisir merupakan jenis ban yang sudah mengalami proses reproduksi. Secara kasat mata, ban vulkanisir memang memiliki bentuk dan desain yang sangat mirip dengan ban orisinil. Akan tetapi dari sisi kekuatan, ban vulkanisir pastinya sangat jauh berbeda dengan ban orisinil.
Untuk mengetahui perbedaan ban vulkanisir dan ban orisinil, Anda perlu tahu ciri-ciri dari ban reproduksi tersebut. salah satunya panjang karet-karet sisa berukuran kecil yang biasa terlihat pada ban baru adalah lebih pendek. Biasanya untuk ban orisinil, sisa karet kecil tersebut lebih panjang.
Ciri lainnya dari ban vulkanisir adalah bisa Anda perhatikan dari harga yang ditawarkan. Ban vulkanisir memiliki harga yang jauh lebih murah jika dibandingkan dengan ban orisinil baru. Jadi jangan mudah tergiur harga murah jika tidak ingin menyesal mendapatkan ban bekas yang sudah direproduksi ini.
Untuk membedakan ban vulkanisir dengan ban orisinil juga bisa Anda perhatikan dari warna ban. Ban bekas yang sudah dilapisi ini biasanya akan terlihat gradasi warnanya.
Compound-nya tidak homogen karena bahan yang digunakan tidak sama dengan aslinya. Selain itu, bentuk tapak juga jauh berbeda dengan aslinya.
Perbedaan ban orisinil dan ban vulkanisir yang selanjutnya bisa Anda lihat dari logo indicator keausan atau ITW. Pada ban orisinil baru, biasanya logo terletak di bagian pinggir yang berdekatan dengan tapak ban. Sedangkan untuk ban vulkanisir, logo indicator keausan ini sejajar dengan alur ban.
Risiko Berkendara dan Kerugian Menggunakan Ban Vulkanisir
Menggunakan ban vulkanisir mobil memang bisa membuat Anda tidak perlu mengeluarkan budget lebih untuk membeli ban orisinil yang baru. Akan tetapi perlu Anda ketahui, bahwa penggunaan ban vulkanisir seperti ini memiliki risiko yang besar saat berkendara.
Pada dasarnya ban vulkanisir merupakan ban bekas yang sudah aus dan tipis akan tetapi dilapisi kembali dengan karet. Hal ini membuat kekuatan dari ban vulkanisir ini tidak sebaik ban irosinil serta sangat rawan pecah. Kondisi ini pastinya bisa sangat berbahaya jika digunakan untuk berkendara di jalanan.
Penggunaan ban vulkanisir juga bisa membuat keseimbangan kendaraan menjadi tidak stabil. Hal ini karena posisi tapak ban yang tidak seimbang yang diakibatkan oleh pemasangan secara manual atau ala kadarnya saja.
Menggunakan ban vulkanisir juga sangat berpengaruh terhadap kenyamanan saat berkendara. Permukaan ban vulkanisir biasanya lebih keras jika dibandingkan dengan ban orisinil. Hal ini pastinya akan sangat berpengaruh terhadap kenyamanan khususnya jika digunakan pada jalanan yang rusak atau bergelombang.
Selain itu, ban vulkanisir juga memiliki daya cengkeram aspal yang kurang baik sehingga sangat berisiko khususnya jika berkendara pada kondisi jalanan licin. Hal ini membuat risiko ban selip dan kecelakaan menjadi semakin besar.
Perbedaan Ban Vulkanisir dan Ban Suntikan
Banyak orang yang menganggap bahwa ban vulkanisir sama dengan ban suntikan. Akan tetapi pada dasarnya, kedua jenis ban remanufacture ini sangatlah berbeda. Akan tetapi kedua jenis ban ini sama-sama menjadi alternatif untuk mengganti ban dengan biaya yang lebih murah.
Perbedaan pertama dari ban vulkanisir dan ban suntikan ini adalah terletak pada proses pengerjaannya. Ban vulkanisir dibuat dengan membuang sisa kembang karet kemudian menambahkannya dengan yang baru. Sedangkan ban suntikan merupakan ban yang diukir ulang mengikuti kembang dan ulir sehingga tampak seperti baru.
Ban vulkanisir biasanya memiliki kemampuan dan daya tahan mencapai 60 – 70 persen dari kondisi ban asli. Usia pakai ban vulkanisir bisa mencapai satu hingga dua tahun. Sedangkan ban suntikan kualitasnya jauh lebih rendah sehingga usia pakainya juga hanya berkisar 6 – 7 bulan saja tergantung dari ketebalan sisa ban.
Risiko kerusakan pada ban vulkanisir yang terburuk adalah lepasnya lapisan kemban ban. Sedangkan pada ban suntikan, risiko terburuknya adalah ban meletus tiba-tiba karena lapisan karet yang sudah sangat tipis.
Untuk menghindari risiko dari penggunaan ban vulkanisir atau ban suntikan ini, ada baiknya selalu gunakan ban baru jika ban kendaraan Anda juga cukup tipis. Anda bisa memilih jenis dan merk ban mobil yang sesuai dengan kebutuhan kendaraan. Dengan begitu, kenyamanan dan keselamatan saat berkendara akan lebih terjamin.
Ban vulkanisir dan ban suntikan memang bisa menjadi solusi untuk mendapatkan ban kendaraan dengan harga yang jauh lebih murah. Meskipun begitu, Anda juga perlu memperhatikan faktor risiko dan kekurangan dari ban jenis tersebut karena bisa membahayakan saat digunakan untuk berkendara.
Pada dasarnya ban vulkanisir adalah memiliki kualitas yang lebih baik dari ban suntikan akan tetapi kekuatannya tidak sebaik ban orisinil yang baru. Jadi, dalam kondisi darurat, ban vulkanisir bisa menjadi pilihan yang lebih aman jika dibandingkan dengan ban suntikan.
Itulah ulasan menarik seputar ban vulkanisir yang perlu Anda ketahui. Tidak bisa dipungkiri, jika semakin sering digunakan maka ban akan menjadi tipis dan gundul sehingga perlu diganti yang baru demi kenyamanan dan keselamatan saat berkendara. Ban vulkanisir bisa menjadi solusi akan tetapi akan lebih baik dan aman jika Anda memilih ban orisinil saja.