Beberapa waktu lalu, pemerintah memastikan untuk menjalani komitmen dalam menggunakan energi bersih sebagai langkah mitigasi perubahan iklim. Salah satunya dapat diwujudkan dengan penggunaan kendaraan ramah lingkungan yang rendah emisi.
Produsen otomotif pun saat ini banyak yang berlomba-lomba meluncurkan kendaraan ramah lingkungan. Konsep kendaraan ini bertujuan untuk mengatasi perubahan iklim akibat emisi karbon. Untuk itu, industri otomotif terus berinovasi menawarkan kendaraan dengan mesin yang menghasilkan emisi gas buang rendah sekaligus hemat energi yaitu seperti mobil berbasis listrik.
Apa Itu Kendaraan Ramah Lingkungan?
Kendaraan ramah lingkungan merupakan kendaraan bermotor yang memakai alternatif bahan bakar tertentu dan memberikan dampak tidak berbahaya bagi lingkungan. Salah satu contohnya adalah mobil listrik, kendaraan ramah lingkungan yang menghasilkan emisi lebih kecil dibandingkan mobil konvensional berbahan bakar fosil.
Menurut data dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), emisi CO2 dari BEV (Battery Electric Vehicle) atau mobil listrik murni hanya 0-5 gram/km. Sementara emisi CO2 dari mobil konvensional mencapai 125 gram/km. Saat ini beberapa negara maju tengah berlomba-lomba membuat kendaraan dengan teknologi terbarukan agar lebih ramah lingkungan.
Mobil listrik tentunya berbeda dengan mobil konvensional yang menggunakan bahan bakar bensin, kendaraan ramah lingkungan ini didukung oleh bahan bakar alternatif seperti mobil listrik hybrid, mobil atau motor listrik baterai, penggunaan hidrogen, dan kompresi udara. Untuk lebih jelasnya, berikut ini akan dijabarkan soal jenis-jenis mesin kendaraan ramah lingkungan yang telah dikembangkan industri otomotif saat ini.
Jenis Mesin Kendaraan Ramah Lingkungan
1. Hybrid Electric Vehicle (HEV)
Mesin HEV atau hibrid menggabungkan dua jenis mesin sebagai penggerak mobil, yakni mesin bertenaga bensin dan motor traksi. Meski menggunakan istilah elektrik, mesin HEV masih mengandalkan mesin konvensional berbahan bakar bensin sebagai mesin utama. Sementara itu, motor traksi digunakan sebagai tenaga tambahan.
Jenis mobil listrik ini disebut juga standard hybrid atau paralel hybrid. Cara kerja mobil listrik HEV ini baik mesin maupun motor dapat memutar transmisi menggerakkan roda pada saat bersamaan. Lalu saat pengereman, motor dapat berubah menjadi generator dan mengisi baterai. Karena juga mendapat energi dari BBM, maka mobil ini memiliki tangki pemasok BBM ke mesin seperti mobil biasa.
Mobil ini tidak punya charging port maka baterainya tidak dapat diisi ulang dari luar sistem seperti jaringan listrik PLN. Meski begitu, HEV mampu meminimalisasi emisi gas buang yang hanya berkisar antara 70-80 gram per kilometer.
2. Plug-in Hybrid Electric Vehicle (PHEV)
Lebih canggih dari HEV, ada pula mobil dengan mesin berteknologi plug-in hybrid electric vehicle (PHEV). Mobil ini merupakan pengembangan lanjutan dari hibrid. Jenis mobil listrik PHEV adalah jenis hibrid yang memiliki mesin pembakaran (ICE) dan motor traksi listrik.
Jenis mobil ini dapat ditenagai oleh sumber energi fosil (seperti bensin) atau sumber alternatif (seperti biodiesel) dan oleh baterai. PHEV biasanya dapat beroperasi setidaknya dalam dua mode yaitu all-electric mode di mana hanya listrik pada baterai sebagai energi menggerakkan mobil dan hybrid mode di mana listrik dan bensin digunakan bersamaan. Berkat teknologi tersebut, mesin PHEV hanya menghasilkan emisi karbon sekitar 45-50 gram per kilometer, lebih kecil dibandingkan mesin HEV.
Cara kerja mobil listrik PHEV biasanya memulai dengan all-electric mode dan berjalan menggunakan energi listrik hingga baterai habis. Beberapa model mobil PHEV ini bisa beralih ke hybrid mode saat laju kendaraan pada posisi stabil di jalan raya, umumnya di atas 60 atau 70 mil per jam. Lalu. jika baterai telah kosong, maka mesin akan mengambil alih dan mobil beroperasi sebagai hybrid non-plug-in konvensional.
3. Battery Electric Vehicle (BEV)
Jika mesin HEV dan PHEV masih menggunakan mesin konvensional, mesin berteknologi battery electric vehicle (BEV) ini sepenuhnya menggunakan baterai sebagai sumber tenaga. Mobil bermesin BEV dinilai lebih efisien dan ramah lingkungan dibandingkan mobil dengan mesin HEV maupun PHEV. Emisi karbon yang dihasilkan BEV berkisar 0-5 gram per kilometer.
Jenis mobil ini juga dikenal dengan nama AEV (All-Electric Vehicle), kendaraan yang beroperasi sepenuhnya dengan menggunakan listrik di baterai. Jenis BEV tidak memiliki mesin pembakaran (ICE). Listrik disimpan pada baterry pack. Pengisian baterai dilakukan dengan menghubungkannya ke jaringan listrik eksternal.
Salah satu contoh kendaraan yang ramah lingkungan jenis BEV adalah mobil listrik Hyundai Kona dan IONIQ. Bahkan pada 2021 lalu, Hyundai Indonesia berhasil mendominasi penjualan Kendaraan Listrik Berbasis Baterai alias BEV. Kona Electric pun tercatat sebagai mobil listrik terlaris di kategori tersebut.
Cara kerja mobil listrik BEV sendiri begitu sederhana di mana daya dikonversi dari baterai DC ke AC untuk mengaktifkan motor. Lalu, pedal akselerator mengirimkan sinyal ke control module yang bertujuan untuk menyesuaikan kecepatan kendaraan dengan mengubah frekuensi daya AC dari inverter ke motor (bila mobil menggunakan motor induksi). Melalui roda gigi, motor menghubungkan dan memutar roda. Ketika rem ditekan atau mobil melambat, motor menjadi generator menghasilkan listrik lalu disimpan kembali di baterai.
Nah, itulah penjabaran mengenai kendaraan ramah lingkungan dan jenis mesinnya yang populer saat ini. Penggunaan kendaraan ramah lingkungan ini sebagai bentuk upaya dalam menghemat serta efisiensi energi untuk mengurangi emisi karbon di sektor transportasi. Bagaimana? Anda jadi tertarik beralih ke mobil listrik yang lebih ramah lingkungan?